Minggu, 06 Maret 2011

Bisnis Online:Madu atau Racun?

http://kritiksosial.wordpress.com/2008/05/19/bisnis-onlinemadu-atau-racun/#more-50
Rekan netter, Anda pasti sudah tahu apa dan bagaimana bisnis online. Bahkan, saya yakin beberapa dari Anda pasti sudah mempunyai bisnis semacam itu yang Anda kelola sendiri dan membuat Anda menjadi orang yang benar-benar merdeka (?). Bisnis Online, Madu atau Racun sebenarnya??
Untuk Anda yang belum tahu tentang apa dan bagaimana bisnis online yang sesungguhnya, Anda boleh bertanya kepada yang sudah punya bisnis itu. Gak, cuma bercanda kok.. Gampangnya, bisnis online adalah bisnis atau usaha yang dikelola dengan menggunakan “mesin” online yang sering disebut internet. Bisnis semacam ini terus berjalan nonstop apapun situasinya , entah perang atau banjirbisnis ini tetap berjalan. Anda gak terlalu perlu repot ngurusi bisnis Anda karena semua dikerjakan oleh “mesin”. Hebatnya, penghasilan Andapun terus bisa mengalir dalam kondisi apapun juga. Hebat khan..?
Jika diringkas, bisnis online adalah bisnis yang RELATIF mudah dan potensi penghasilannya tidak terbatas. Tidak terbatas? Ya, karena market yang ada tidak pernah tidur dan bisa dari belahan bumi mana saja (tentunya selama tempat itu terjangkau oleh sambungan internet…hee..). Hebatnya lagi, penghasilan Anda tidak kena pajak. Itu yang membuat penghasilan Anda semakin besar.
Seringkali, para internet marketer mengatakan bahwa bisnis ini TIDAK SULIT dengan menunjukkan bukti rekening tempat mereka menampung penghasilan dari bisnis ini yang besarnya bahkan sampai milyaran rupiah, bisa dilakukan oleh siapa saja dan dari mana saja (tentunya satu syarat mutlaknya adalah adanya koneksi internet. Bahkan, orang yang baru ngerti internet pun bisa melakukannya. Dari sisi jam kerja, dibutuhkan tidak lebih dari 2 jam bahkan 1 jam perhari untuk mengelola bisnis ini untuk mendapatkan jutaan rupih dalam waktu satu bulan atau bahkan income pasif tidak terbatas. LUAR BIASA.
Hal-hal di atas adalah ciri dari promosi bisnis online yang dilakukan oleh internet marketer dan netpreneur melalui berbagai cara. Mulai cara yang baik dan sopan sampai cara-cara yang tidak bertanggungjawab alias spamming. Namun, dibalik semua kemudahan yang dijanjikan, ada satu potensi budaya baru yang bisa muncul sebagai akibat dari bisnis ini—KEMALASAN dan Mentalitas TRABASAN (Jalan pintas).
BUDAYA MALAS DAN MENTAL TRABASAN
Budaya dan mentalitas semacam ini lahir dari sebuah obsesi untuk mendapatkan penghasilan besar tanpa perlu kerja keras. Memang, kalau dibandingkan dengan bisnis konvensional offline, bisnis online lebih “tidak beresiko” dan lebih mudah serta murah. Mentalitas dan budaya ini timbul akibat salah mempersepsi keberhasilan netpreneur atau online marketer yang kepadanya kita membeli produk dan menjadi affiliatenya. Kenapa hal ini lahir dari sebuah kegagalan berpikir? Saya katakana kegagalan karena kita umumya selalu ingin (sudah sifat manusia) cepat kaya dan cepat sukses. Kalau merchant kita sukses mendapatkan penghasilan puluhan, ratusan bahkan milaaran rupiah kita ingin seperti mereka. Salahkah? Tidak! Tetapi yang salah adalah ketika kita hanya melihat satu sisi saja. Keberhasilannya saja yang kita lihat bukan bagaimana mereka mencapai sukses dan berapa serta apa saja yang telah mereka korbankan untuk mencapai hal itu. Inilah yang saya sebut sebagai obsesi yang salah. Obsesi pingin kaya, boleh-boleh saja. Siapa yang pingin miskin? Tidak ada! Saya pun tidak pingin kaya, punya banyak uang, punya banyak waktu untuk keluarga. Bagaimanapun “enaknya” menjadi orang miskin, jauh lebih enak jadi orang kaya (tapi dengan cara yang benar)! Betul?
Obsesi “sesat” ini bisa kita lihat melalui dan dalam iklan-iklan yang dipublish di internet untuk memasarkan sebuah produk yang umumnya adalah informasi how to be atau cara cepat menjadi kaya dengan bisnis online. Sayang sekali, contoh-contoh iklan semacam itu tidak bisa saya buat linknya karena posisi sebuah iklan dalam hitungan detik bisa bergeser (daripada delink tetapi pas di klik malah tidak ada sambungannya). Paling tidak beberapa model kata atau frase yang dipakai adalah,”KAYA TANPA KERJA, CARA MALAS DAPAT DUIT MELIMPAH, ONGKANg, ONGKANG-ONGKANG DUIT DATANG, dsb. Ini adalah model-model kata atau frase iklan yang sering dipakai untuk memancing dan menggerakkan orang mengklik link yang kita pasang. Hal ini masuk akal, karena semakin banyak trafik yang klik dan masuk ke blog atau situs kita, akan semakin besar potensi pendapatan (walaupun ada factor-faktor lain dalam blog atau situs kita yang memenetukan orang mau membeli produk kita atau tidak) karena pada hakikatnya bisnis online adalah masalah rasio dan angka. Samalah, bisnis apapun dan yang model bagaimanapun pasti menganut paham ini. Gampangnya, kalau iklan kita semakin sering dibaca oleh banyak orang, maka potensi orang tertarik untuk membli juga semakin besar. Sam saja kok sebenarnya. Cuma, bisnis online lebih menjajikan dari sisi trafik dan pangsa pasar.
Mungkin sekarang Anda bertanya, “Dari mana frase-frase seperti itu di dapat dan apakah benar-benar hal ini dalah cerminan dari kesesatan obsesi yang mengarahkan kepada timbulnya budaya malas. Ok, pertama. Frase-frase semacam itu bisa merupakan hasil dari kreasi sendiri atau ditiru dari informasi yang dibeli. Maksudnya? Seoarang pengiklan bisa merancang sendiri kata-kata seperti itu atau meniru apa yang dikatakan oleh internet marketer yang kepadanya seseorang membeli produk informasi. Umunya, sales letter selalu berisi kata-kata yang “membius”. Kata-kata inilah yang ditiru oleh pengiklan/anggota affiliasi. Salahkah? Tidak! Manusia sekarang bukan tipe yang terlalu mudah untuk dibius dengan iming-iming semacam itu.
Lalu hubungannnya dengan budaya baru—kemalasan? Ya, sekali lagi saya katakana bahwa obsesi yang timbul sebagai akibat dari melihat hanya dari satu sisi itulah yang menciptakan mentalitas dan budaya semacam itu. Seolah-olah memang bisnis online bukan bisnis yang tidak perlu perjuangan dan keahlian. Dan, seolah-olah pula, uang akan dengan sendirinya mengalir ke kantong tanpa kita perlu berbuat banyak hal. INILAH YANG SALAH. Mari kita ingat pepatah Londo,”No Pain No Gain” atau kalau kita terjemahkan secara bebas artinya Hasil Selalu Diperoleh Dengan Kerja Keras. Ini adalah hukum alam yang berlaku universal.
So, saya secara pribadi sangat menghargai netpreneur atau internet marketer yang member nama situsnya dengan nama yang memberikan inspirasi dan manusiawi seperti ini. Masih banyak nama yang bisa kita ketahui memberikan inspirasi dan memotivasi. Sekali lagi, yang perlu kita sadari, tidak ada bisnis yang berhasil yang dilakukan dengan asal-asalan dan setengah hati. Semua butuh perjuangan. Kalau Anda tidak percaya, belilah sebuah produk yang membahas tentang bisnis online dan pelajari baik-baik ebooknya (produk ini yang umum dijual). Adakah yang memberikan janji kepada Anda kaya dan berhasil tanpa kerja atau kerja asal-asalan. Saya rekomendasikan satu produk ebook yang baik dan bertanggungjawab yang tidak mendidik affiliatenya untuk menjadi seorang pemalas dan hanya menjadi seorang pemimpi sejati yang terobsesi menjadi kaya tanpa kerja karena salah mempersepsi.
Terakhir, bisnis online bukan hal yang harus ditakuti dan dihindari tetapi harus dicoba. Coba terus, jangan takut dan mundur. Yang salah adalah kalau kita tidak mau mencoba atau mencoba dengan obsesi yang salah yang pada akhirnya membuat kita menyebarluaskan obsesi sesat kita dengan menjadikan orang lain sebagai seorang pemalas dan pemimpi sejati. Saya bisa berkata seperti ini karena saya juga adalah member/affiliate dari sebuah produk informasi . So, dengan posisi seperti ini paling tidak saya sudah tahu isi ebook panduan untuk sukses di binis online secara bertanggungjawab dan penuh kerja keras. Madu atau racunnya bisnis online ada di tangan kita sendiri. Viva Bisnis Online!