Jumat, 04 Maret 2011

Harga Pangan Kembali Cetak Rekor Tertinggi

http://dunia.vivanews.com/news/read/207656-harga-pangan-kembali-cetak-rekor-tertinggi

VIVAnews - Harga pangan di tingkat global terus bergerak naik dan mencetak rekor tertinggi. Situasi ini bisa menambahkan ketidakstabilan di negara-negara berkembang.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), sebagaimana diberitakan harian The New York Times pada 3 Maret 2011, mengungkapkan bahwa indeks harga pangan untuk Februari lalu sebesar 236 poin. Angka ini 2,2 persen lebih besar dari bulan sebelumnya.

Indeks Februari lalu menjadi rekor tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Bahkan, menurut FAO, dalam tiga bulan berturut-turut indeks harga pangan dunia terus mencetak rekor baru.

Saat FAO pertama kali mengadakan survei pada 1990, indeks harga pangan rata-rata sebesar 90 poin. Indeks bulan lalu 36 lebih tinggi dari angka rata-rata sepanjang 2008. Padahal, saat itu naiknya harga-harga pangan mulai memicu keresahan dan sejumlah larangan ekspor pangan diterapkan pemerintah negara-negara berkembang.

Naiknya harga pangan terjadi bersamaan dengan melonjaknya harga minyak mentah di bursa utama dunia. Di bursa New York pekan lalu, harga minyak mentah telah mencapai US$100 per barel. 

Menurut FAO, harga pangan bisa terus naik bila lonjakan harga minyak mentah tidak bisa ditekan. "Lonjakan tak terduga harga minyak ini bisa memperparah situasi di pasar pangan," kata pejabat FAO bidang perdagangan dan pasar, David Hallam.

Sebelumnya, Bank Dunia sudah mewanti-wanti bahwa harga pangan di mancanegara kini berada dalam "level yang berbahaya." Tingginya harga pangan ini membuat sekitar 44 juta orang miskin di penjuru dunia kian melarat sejak Juni 2010.

FAO mencatat sedikitnya ada empat penyebab naiknya harga pangan dalam tujuh bulan berturut-turut. Empat faktor itu adalah cuaca, tingginya permintaan, berkurangnya hasil panen, dan beralihfungsinya lahan tanaman pangan dari tadinya untuk sumber makanan manusia menjadi bahan bioenergi.
• VIVAnews