Selasa, 22 Maret 2011

Busway Larut Malam Kurangi Macet?

VIVAnews - Beroperasinya busway hingga larut malam di Koridor IX rute Pinang Ranti-Pluit dinilai mengurangi kemacetan khususnya di sepanjang Cawang, MT Haryono, Gatot Subroto, Slipi, dan Grogol.

"Tentunya mendorong warga untuk beralih dari menggunakan kendaraan pribadi ke busway. Otomatis berdampak kurangnya kemacetan," ujar Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Royke Lumowa kepada VIVAnews.com di Jakarta.
Menurutnya, moda transportasi yang disebut angkutan malam hari (Amari) ini merupakan upaya peningkatan pelayanan bagi warga Jakarta untuk menikmati transportasi umum yang layak, aman, dan nyaman hingga larut malam. "Kalau semua koridor sudah diberlakukan, diprediksi kemacetan akan berkurang, dan busway menjadi primadona," kata dia.

Dia menilai kebijakan itu juga harus ditunjang dengan adanya feeder busway yang harus beroperasi hingga larut malam. "Kalau feedernya tidak ada tentunya tidak akan efektif," jelasnya.

Namun, kata dia, dampak kemacetan berkurang baru akan terlihat efektif ketika semua koridor sudah diberlakukan. "Tidak langsung. Ya minimal 1 hingga 2 bulan," tuturnya.

Badan Layanan Umum Transjakarta masih mengkaji perluasan Amari di koridor lainnya. "Selama uji coba (koridor IX) akan dilakukan evaluasi, baik jumlah penumpang, sistem operasionalnya, sistem informasi, dan semua kerepotan yang ada," kata Kepala BLU Transjakarta Muhammad Akbar.

Nantinya dari bahan ini, kata Akbar, akan dipakai untuk pengembangan ke depan apakah diperluas di koridor lainnya. "Jadi semua tergantung evaluasi dan masukkan dari masyarakat," katanya.
    
Menurutnya saat diberlakukan penambahan jam operasional busway sejak Jumat kemarin hingga Sabtu di koridor IX, jumlah penumpang sekitar 450-500 orang. "Jumlah itu terhitung mulai dari pukul 22.00 WIB," imbuhnya.

Dia menjelaskan pengoperasian Amari menelan biaya lebih dari Rp200 juta dalam sebulan. Selain itu, membutuhkan pekerja tambahan dan pengeluaran ekstra. "Total petugas 89 orang. Mulai dari petugas loket, penjaga pintu masuk, di dalam bis, satgas di jalan, petugas pencatat odometer dan waktu, juga petugas pengumpul uang dari kasir," ungkap Akbar.

Namun, dengan perkiraan 700 penumpang setiap malam, maka dapat diproyeksikan pendapatan sebulan sekitar Rp 73 juta.
   
Ditambahkan Akbar, pemberangkatan bus terakhir yakni pukul 23.00 dari Pluit dan dari PGC II yang di dalam pertokoan. Namun pukul tiba di setiap halte berbeda-beda, seperti misalnya halte Semanggi tutup loket pukul 23.23 WIB. "Di Semanggi, kalau ada yang datang pukul 23.30 masih dilayani.  Kami akan pasang informasi di tiap halte jam tutupnya (bus terakhir)," tutur dia.

Transjakarta larut malam mulai beroperasi di beberapa halte di koridor IX. Hanya 14 halte yang akan melayani operasi busway larut malam, yakni Cililitan/PGC2, Cawang UKI, Cawang Ciliwung, Pancoran Tugu, Kuningan Barat, Jamsostek Gatot Subroto, Semanggi, Slipi Petamburan, Slipi Kemanggisan, RS Harapan Kita, Tomang Central Park, Grogol 2, Penjaringan, dan Pluit.
 
Jadwal halte busway malam hari (terakhir) di Koridor IX:
1. Halte PGC II                   (23.00)
2. Halte Cawang UKI            (23.03)
3. Halte Cawang-Ciliwung     (23.08)
4. Halte Tugu Pancoran        (23.13)
5. Halte Kuningan Barat        (23:18)
6. Halte Jamsostek              (23.20)
7. Halte Semanggi               (23.23)
8. Halte Slipi Petamburan      (23:27)
9. Halte Slipi Kemanggisan     (23:27)
10. Halte RS Harapan Kita      (23:26)
11. Halte Tomang Central Park (23:21)
12. Halte Grogol II                 (23:15)
13. Halte Penjaringan             (23:05)
14. Halte Pluit                       (23:00)

Sejumlah halte yang tidak melayani selepas pukul 23.00 WIB di Koridor IX antara lain: Halte BNN, Halte Cikoko Stasiun Cawang, Halte Tebet BKPM, Halte Pancoran Barat, Halte Tegal Parang, Halte LIPI, Halte JCC, Halte Latumeten, Halte Jembatan Besi, Halte Jembatan Dua dan Halte Jembatan Tiga.
• VIVAnews

http://metro.vivanews.com/news/read/210873-busway-larut-malam-kurangi-macet-