Minggu, 20 Maret 2011

Memprediksi masa depan periklanan online

http://www.informasibisnis.net/2011/03/memprediksi-masa-depan-periklanan.html

Salah satu bahasan yang paling kompetitif dan menarik dalam melihat pada apa yang terjadi di dunia online adalah   memprediksi masa depan periklanan online. Sama seperti kita melihat perubahan rezim di Afrika Utara dan Timur Tengah, tampak seolah-olah kita mengalami lagi pergeseran tektonik di alam semesta pemasaran online.

Berikut ini sebagian artikel yang saya terjemahkan dari http://searchengineland.com/author/chris-sherman/.

Saya menghabiskan beberapa hari terakhir di Konferensi Periklanan online lokal Borrell Associates di New York City  (Borrell Associates Local Online Advertising Conference). Acara ini terutama difokuskan pada strategi dan taktik yang harus dicermati oleh eksekutif dari perusahaan media tradisional untuk bertahan hidup dan berkembang dalam ruang lingkup lokal yang semakin kompetitif, tapi menawarkan beberapa wawasan menarik bagi semua pemasar online, lama dan baru, kecil dan besar.

Jadi, apa yang terjadi?

Pertama, iklan mobile tidak hanya akhirnya "tiba"- Ia tumbuh dengan harga sebanding dengan adopsi ponsel pintar dan Ipad. Iklan mobile tumbuh setidaknya dua kali lipat setiap tahun selama lima tahun ke depan, dengan ponsel benar-benar menjadi mode dominan dari iklan online pada tahun 2015. Dengan kata lain, itu berarti iklan mobile akan tumbuh dari sekitar 15% hari ini menjadi lebih dari 60% pada tahun 2015, menurut Gordon Borrell, CEO Borrell Associates.

Kedua, konsep "lokal" sebagai cara yang membagi segmen konsumen secara berangsur-angsur mulai ditinggalkan. Perangkat mobile, yang membuat lokasi adalah suatu yang implisit dalam semua aktivitas online akan menggeser dominasi Personal komputer, seperti halnya personal komputer yang telah menggeser posisi  teknologi komputasi yang lebih tua.

Dan akhirnya, kerugian bencana yang dialami oleh media tradisional mungkin seperti kita menggambarkan kepunahan dinosaurus. Media massa seperti surat kabar, radio dan televisi dan media offline lainnya akhirnya menjadi risau,  dan bereksperimen dengan model inovatif yang tidak hanya untuk melanjutkan kelangsungan hidup suatu usaha, tetapi juga untuk melakukan apa yang mereka selalu lakukan yaitu mencari aliran pendapatan yang berkelanjutan, untuk mendukung jurnalisme yang berkualitas dan pembuatan konten.

Kabar buruk: Menurut keynote speaker, pakar dan profesor Harvard Business School Clay Christensen, hanya sekitar 10% atau lebih dari media yang mapan benar-benar akan bertahan untuk berkembang di era baru. Menurut penelitiannya, media yang dapat bertahan melakukan dua hal, tanpa terkecuali:

Pertama, mereka menciptakan sebuah divisi operasi terpisah yang menciptakan model bisnis baru yang benar-benar tidak melibatkan campur tangan dari staff dalam hal taktiik dan strategi, dan  tidak membuat adanya sinergi dengan unit bisnis baru tersebut.

Kedua, dan yang paling penting, unit bisnis baru harus diisi dengan misi pemusnahan bisnis yang lama. Ini adalah kejam dan (dari sudut pandang Harvard Business School) ini strategi yang berlawanan dengan intuisi, tapi Christensen mengatakan penelitian selama puluhan tahun mendukung asumsi tersebut. Sekali lagi, tanpa kecuali, ini adalah satu-satunya cara perusahaan bisnis berinovasi, bertahan hidup dan berkembang.

Demikianlah, sumber: http://searchengineland.com/big-trends-emerging-in-online-advertisings-next-frontiers-66944.

Tapi kita boleh beranggapan bahwa semua asumsi tentang periklanan online diatas mungkin berlebihan, dan tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Dan untuk Indonesia mungkin dapat kita katakan semua itu bukan sesuatu yang akan menjadi populer dalam masa hingga sepuluh tahun kedepan.

Mungkin kelak entah beberapa tahun lagi, penggunaan buku elektronik akan mulai  marak di indonesia. Hingga nanti untuk membaca berita (misalnya dari KOMPAS) yang semula ditulis di atas lembaran kertas, cukup membuka selembar lempengan plastik setebal 0,5 cm yang dapat disimpan dalam tas, atau bahkan lembaran plastik yang dapat digulung dan dimasukkan kedalam saku celana..

Kemudian para pengiklan akan lebih cenderung menerbitkan iklan produk mereka secara online. Dan perangkat seperti handphone, Ipad, lembaran digital akan menjadi media praktis yang akan sangat populer di bisnis online nantinya.

Tapi, lagi-lagi semua itu hanya sebuah kemungkinan yang akan terjadi di masa depan, dan tetap saja ada celah inovasi yang membuat sebuah perangkat lama akan selalu dapat bermanfaat di masa depan.

Menyikapi kemungkinan yang akan terjadi kedepan setiap produsen akan selalu berinovasi sebagai langkah antisipasi. Ingat nasib disket (floppy disk), disk drive, cd player yang ahirnya menjadi barang rongsokan. Tapi produsen floppy disk dan disk drive tersebut melakukan terobosan dengan memproduksi dvd player, lalu flash disk.

Kunci untuk bertahan menyongsong periklanan online yang menjadi trend Indonesia masa depan  adalah inovasi tiada henti.